BAHAN-BAHAN
PENYUSUN TANAH
(Oleh: Anna K, Pairunan., dkk; Hardjowigeno)
Tanah atau dengan istilah lain adalah pedosfera
(pedosphere), yang berada di atas permukaan bumi ini adalah merupakan hasil
perpaduan dari beberapa bagian penyusun kerak/kulit bumi yaitu litosfer
(lithosphere) kerak bumi yang terdiri dari bahan-bahan batuan, hidrosfere
(hydrosphere) merupakan lapisan air dalam bentuk-bentuk samudera/lautan,
sungai, danau dan air tanah yang merupakan selimut pelindung bumi dan atmosfer
(atmosphere) lapisan udara yang mengandung berbagai bentuk gas yang bermanfaat
bagi berbagai kehidupan.
Tanah tersusun dari empat bahan utama, yaitu bahan mineral,
bahan organik, air dan udara. Bahan utama tersebut jumlahnya di dalam tanah
berbeda-beda untuk setiap jenis tanah ataupun setiap lapisan tanah. Susunan rata-rata ini atas dasar volume
bagian yang dianggap optimal bagi pertumbuhan tanaman pada lapisan atas tanh 0
– 30 cm dan bertekstur lempung berdebu.
Susunan rata-rata dari lapisan tanah bawah (sub-soil) tentu saja berbeda
dengan lapisan atas. Pada tanah bawah
ini kandungan bahan organik lebih rendah, bahan mineral lebih tinggi sehingga
lebih padat dan pori-pori halus lebih banyak, akibatnya daya pegang air tinggi
dari presentase udara jauh lebih rendah.
2.1 Bahan mineral
Bahan mineral dalam tanah berasal dari pelapukan
batu-batuan, bahan mineral dalam tanah dapat dibedakan menjadi (1) fraksi tanah
halus yang berukuran <2 mm dan (2) fragmen batuan yang berukuran 2 mm sampai
berukuran horizontalnya lebih kecil dari sebuah pedon (satuan individu terkecil
dalam tiga dimensi yang masih dapat disebut tanah.
Ukuran mineral tanah dari kasar saampai halus:
Pasir 2 mm - 50µ debu 50µ - 2µ liat < 2µ
Selain
itu juga mineral tanah dapat dibedakan menjadi mineral primer dan mineral
sekunder. Mineral primer adalah mineral
yang berasal langsung dari batuan yang dilapuk terdapat pada fraksi pasir dan
debu sedangkan mineral sekunder adalah mineral bentukan baru yang terbentuk
selama proses pembentukan tanah berlangsung terdapat pada fraksi liat. Ada beberapa jenis mineral yang ditemukan di
dalam tanah yaitu mineral primer terdapat pada jenis mineral kuarsa (SiO2),
kalsit (CaCO3) dan dolomit (CaMg(CO3)2). Dan
untuk mineral sekunder terdapat pada jenis mineral kaolinit, haloisit, montmorilonit
dan lain-lain.
Mineral
sekunder atau mineral liat, pada dasarnya mengenai perbedaan hasil pembentuknya
adalah ditentukan oleh reaksi lingkungan pembentuknya, yang dalam hal ini pada
lingkungan yang bereaksi masam akan terbentuk mineral liat kaolinit, sedang
pada lingkungan yang bereaksi netral sampai basa dan mengandung banyak
magnesium akan berbentuk mineral liat montmorillonit di mana keduanya memiliki
sifat yang berbeda.
Dengan memperhatikan komponen
lapisan silikat dan alumunium penyusun liat. Ada beberapa tipe liat yang
berperan demikian besar dalam mengatur tentang keadaan/susunan tanah, dalam hal
ini misalnya; mintmorillonit ---tipe 2 : 1 ; Kaolinit -----tipe 1 : 1 ; Halosit
---- tipe 1 : 1.
2.2
Bahan organik
Kandungan bahan organik dalam tanah-tanah mineral pada
umumnya hanya menunjukkan kadar persentase yang sedikit saja, namun demikian
perannya tetap besar dalam mempengaruhi sifat fisika dan kimiawi tanah.
Bahan organik umumnya ditemukan di permukaan tanah,
jumlahnya hanya sedikit akan tetapi pengaruhnya terhadap tanah besar sekali,
adapun pengaruhnya bahan organik terhadap sifat-sifat tanah dan akibatnya juga
terhadap pertumbuhan tanaman adalah
1. Sebagai glanurator, memperbaiki struktur tanah
2.
Sumber unsure hara N, P, S unsure
mikro dan lain-lain
3.
Menambah kemampuan tanah unttuk
menahan air
4.
Menambah kemampuan tanah untuk
menahan unsure-unsur hara (kapasitas tukar kation tinggi)
5.
Sumber energi bagi mikroorganisme
Bahan organik di dalam tanah terdiri dari bahan organik
kasar dan halus atau humus, di mana humus terdiri dari bahan organik halus berasal
dari hancuran bahan organik kasar serta senyawa-senyawa baru yang dibentuk dari
hancuran bahan organik melalui mikroorganisme di dalam tanah. Humus merupakan
senyawa yang resisten (tidak mudah hancur) berwarna hitam atau coklat dan mempunyai
daya menahan air dan unsur hara yang tinggi. Tingginya daya menahan air
(menyimpan) unsur hara akibat tingginya Kapasitas Tukar Kation.
Di daerah rawa-rawa, seperti daerah
rawa-rawa pasang surut sering dijumpai tanah-tanah dengan kandungan bahan
organik yang sangat tinggi dan tebal. Apabila tanah tersebut mengandung bahan
organik lebih dari 20% (untuk tanah pasir) atau lebih dari 30% (untuk tanah
liat) dan tebalnya lebih 40 cm maka di sebut tanah organik atau tanah gambut. Rumus
perhitungan bahan Organik
BO
(%) = 1,74 x C-organik (%)
2.3 Air
Air terdapat di dalam tanah karena ditahan / diserap oleh
masa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air atau karena keadaan drainase yang
kurang baik. Kelebihan atau kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman. Oleh karena itu air mempunyai kegunaan:
1. Sebagai unsur hara tanaman, tanaman memerlukan air dari
tanah dan CO2 dari udara untuk membentuk gula dan karbohidrat dalam
proses fotosintesis.
2.
Sebagai pelarut unsur hara, di mana
unsur hara di dalam air di serap oleh akar-akar tanaman dari larutan tersebut.
3.
Sebagai bagian dari sel-sel
tanaman.
Air dapat diserap atau ditahan oleh tanah karena adanya
gaya adhesi, kohesi dan grafitasi. Selain itu juga ada yang namanya air
hidroskopis dan air kapiler. Dalam menentukan jumlah air tersedia bagi tanaman
beberapa istilah di bawah ini perlu di pahami yaitu: Kapasitas lapang, dimana keadaan tanah yang
cukup lembab yang menunjukkan jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh
tanah terhadap gaya tarik grafitasi. Air dapat ditahan oleh tanah tersebut
terus menerus diserap oleh akar-akar tanaman atau menguap sehingga tanah
semakin lama semakin kering. Pada suatu saat akar tanaman tidak mampu lagi
menyerap air tersebut sehingga tanaman menjadi layu (titik layu permanen). Titik
layu permanen, kandungan air tanah di mana akar-akar tanaman mulai tidak mampu
lagi menyerap air dari tanah, sehingga tanaman menjadi layu. Tanaman akan tetap
layu baik pada siang maupun malam hari. Air
tersedia, banyaknya air tersedia bagi tanaman yaitu selisih antara kadar air
pada kapasitas lapang dikurangi kadar air pada titik layu permanen.
Air tersedia = KLP
- TLP
Kandungan air pada KLP ditunjukkan
oleh kandungan air pada tegangan 1/3 bar (33 k Pa), sedang kandungan air pada
TLP adaalh tegangan 15 bar (1500 kPa) sehingga air yang tersedia bagi tanaman
adalah air yang terdapat pada tegangan 1/3 bar – 15 bar atau 33 kPa – 1500 kPa.
2.4
Udara
Udara dan air mengisi pori-pori tanah. Banyak pori-pori di
dalam tanah kurang lebih 50 % dari volume tanah sedang jumlah air dan udara di
dalam tanah berubah-ubah. Tanah –tanah
tergenang air semua pori-pori tanah terisi air, sedang pada tanah- tanah lembab
atau kering ditemukan air terutama pada pori mikro sedang udara mengisi
pori-pori tanah yang tidak terisi air.
Susunan di dalam tanah berbeda
dengan susunan udara di atmosfir sebagai berikut:
1. Kandungan uap air lebih tinggi,
dimana tanah-tanah yang lembab mempunyai udara dengan kelembaban nisbi
(relative humidity = RH) mendekati 100%
2.
Kandungan CO2 lebih
besar daripada atmosfer (<0,03 %)
3.
Kandungan O2 lebih kecil
daripada atmosfer (udara tanah 10-12% O2 ; atmosfer 20 % O2
Hal tersebut mungkin disebabkan karena kegiatan dekomposisi
bahan organik atau pernapasan organisme hidup dalam tanah dan akar-akar tanaman
yang mengambil O2 dan melepaskan CO2.
2.5 Kesimpulan
Tanah terbentuk dari hasil pelapukan
batuan dimana tanah mengandung bahan mineral, bahan organik, air dan udara yang
membantu tumbuh kembangnya tanaman.