Senin, 14 Juli 2014

BAHAN-BAHAN PENYUSUN TANAH



BAHAN-BAHAN PENYUSUN TANAH

(Oleh:  Anna K, Pairunan., dkk; Hardjowigeno)


Tanah atau dengan istilah lain adalah pedosfera (pedosphere), yang berada di atas permukaan bumi ini adalah merupakan hasil perpaduan dari beberapa bagian penyusun kerak/kulit bumi yaitu litosfer (lithosphere) kerak bumi yang terdiri dari bahan-bahan batuan, hidrosfere (hydrosphere) merupakan lapisan air dalam bentuk-bentuk samudera/lautan, sungai, danau dan air tanah yang merupakan selimut pelindung bumi dan atmosfer (atmosphere) lapisan udara yang mengandung berbagai bentuk gas yang bermanfaat bagi berbagai kehidupan.
Tanah tersusun dari empat bahan utama, yaitu bahan mineral, bahan organik, air dan udara. Bahan utama tersebut jumlahnya di dalam tanah berbeda-beda untuk setiap jenis tanah ataupun setiap lapisan tanah.  Susunan rata-rata ini atas dasar volume bagian yang dianggap optimal bagi pertumbuhan tanaman pada lapisan atas tanh 0 – 30 cm dan bertekstur lempung berdebu.  Susunan rata-rata dari lapisan tanah bawah (sub-soil) tentu saja berbeda dengan lapisan atas.  Pada tanah bawah ini kandungan bahan organik lebih rendah, bahan mineral lebih tinggi sehingga lebih padat dan pori-pori halus lebih banyak, akibatnya daya pegang air tinggi dari presentase udara jauh lebih rendah.
2.1  Bahan mineral
Bahan mineral dalam tanah berasal dari pelapukan batu-batuan, bahan mineral dalam tanah dapat dibedakan menjadi (1) fraksi tanah halus yang berukuran <2 mm dan (2) fragmen batuan yang berukuran 2 mm sampai berukuran horizontalnya lebih kecil dari sebuah pedon (satuan individu terkecil dalam tiga dimensi yang masih dapat disebut tanah.
Ukuran mineral tanah dari kasar saampai halus:
   Pasir 2 mm - 50µ               debu  50µ - 2µ               liat < 2µ
Selain itu juga mineral tanah dapat dibedakan menjadi mineral primer dan mineral sekunder.  Mineral primer adalah mineral yang berasal langsung dari batuan yang dilapuk terdapat pada fraksi pasir dan debu sedangkan mineral sekunder adalah mineral bentukan baru yang terbentuk selama proses pembentukan tanah berlangsung terdapat pada fraksi liat.  Ada beberapa jenis mineral yang ditemukan di dalam tanah yaitu mineral primer terdapat pada jenis mineral kuarsa (SiO2), kalsit (CaCO3) dan dolomit (CaMg(CO3)2). Dan untuk mineral sekunder terdapat pada jenis mineral kaolinit, haloisit, montmorilonit dan lain-lain.


Mineral sekunder atau mineral liat, pada dasarnya mengenai perbedaan hasil pembentuknya adalah ditentukan oleh reaksi lingkungan pembentuknya, yang dalam hal ini pada lingkungan yang bereaksi masam akan terbentuk mineral liat kaolinit, sedang pada lingkungan yang bereaksi netral sampai basa dan mengandung banyak magnesium akan berbentuk mineral liat montmorillonit di mana keduanya memiliki sifat yang berbeda.
            Dengan memperhatikan komponen lapisan silikat dan alumunium penyusun liat. Ada beberapa tipe liat yang berperan demikian besar dalam mengatur tentang keadaan/susunan tanah, dalam hal ini misalnya; mintmorillonit ---tipe 2 : 1 ; Kaolinit -----tipe 1 : 1 ; Halosit ---- tipe 1 : 1.
2.2  Bahan organik
Kandungan bahan organik dalam tanah-tanah mineral pada umumnya hanya menunjukkan kadar persentase yang sedikit saja, namun demikian perannya tetap besar dalam mempengaruhi sifat fisika dan kimiawi tanah.
Bahan organik umumnya ditemukan di permukaan tanah, jumlahnya hanya sedikit akan tetapi pengaruhnya terhadap tanah besar sekali, adapun pengaruhnya bahan organik terhadap sifat-sifat tanah dan akibatnya juga terhadap pertumbuhan tanaman adalah
1.  Sebagai glanurator, memperbaiki struktur tanah
2.  Sumber unsure hara N, P, S unsure mikro dan lain-lain
3.  Menambah kemampuan tanah unttuk menahan air
4.  Menambah kemampuan tanah untuk menahan unsure-unsur hara (kapasitas tukar kation tinggi)
5.  Sumber energi bagi mikroorganisme
Bahan organik di dalam tanah terdiri dari bahan organik kasar dan halus atau humus, di mana humus terdiri dari bahan organik halus berasal dari hancuran bahan organik kasar serta senyawa-senyawa baru yang dibentuk dari hancuran bahan organik melalui mikroorganisme di dalam tanah. Humus merupakan senyawa yang resisten (tidak mudah hancur) berwarna hitam atau coklat dan mempunyai daya menahan air dan unsur hara yang tinggi. Tingginya daya menahan air (menyimpan) unsur hara akibat tingginya Kapasitas Tukar Kation.
           Di daerah rawa-rawa, seperti daerah rawa-rawa pasang surut sering dijumpai tanah-tanah dengan kandungan bahan organik yang sangat tinggi dan tebal. Apabila tanah tersebut mengandung bahan organik lebih dari 20% (untuk tanah pasir) atau lebih dari 30% (untuk tanah liat) dan tebalnya lebih 40 cm maka di sebut tanah organik atau tanah gambut. Rumus perhitungan bahan Organik                          
BO (%) = 1,74   x  C-organik (%)
2.3   Air
Air terdapat di dalam tanah karena ditahan / diserap oleh masa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Kelebihan atau kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu air mempunyai kegunaan:
1. Sebagai unsur hara tanaman, tanaman memerlukan air dari tanah dan CO2 dari udara untuk membentuk gula dan karbohidrat dalam proses fotosintesis.
2.  Sebagai pelarut unsur hara, di mana unsur hara di dalam air di serap oleh akar-akar tanaman dari larutan tersebut.
3.  Sebagai bagian dari sel-sel tanaman.
Air dapat diserap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya adhesi, kohesi dan grafitasi. Selain itu juga ada yang namanya air hidroskopis dan air kapiler. Dalam menentukan jumlah air tersedia bagi tanaman beberapa istilah di bawah ini perlu di pahami yaitu:  Kapasitas lapang, dimana keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukkan jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik grafitasi. Air dapat ditahan oleh tanah tersebut terus menerus diserap oleh akar-akar tanaman atau menguap sehingga tanah semakin lama semakin kering. Pada suatu saat akar tanaman tidak mampu lagi menyerap air tersebut sehingga tanaman menjadi layu (titik layu permanen). Titik layu permanen, kandungan air tanah di mana akar-akar tanaman mulai tidak mampu lagi menyerap air dari tanah, sehingga tanaman menjadi layu. Tanaman akan tetap layu baik pada siang maupun malam hari.  Air tersedia, banyaknya air tersedia bagi tanaman yaitu selisih antara kadar air pada kapasitas lapang dikurangi kadar air pada titik layu permanen.
Air tersedia  =  KLP  -  TLP
            Kandungan air pada KLP ditunjukkan oleh kandungan air pada tegangan 1/3 bar (33 k Pa), sedang kandungan air pada TLP adaalh tegangan 15 bar (1500 kPa) sehingga air yang tersedia bagi tanaman adalah air yang terdapat pada tegangan 1/3 bar – 15 bar atau 33 kPa – 1500 kPa.
2.4       Udara
Udara dan air mengisi pori-pori tanah. Banyak pori-pori di dalam tanah kurang lebih 50 % dari volume tanah sedang jumlah air dan udara di dalam tanah berubah-ubah.  Tanah –tanah tergenang air semua pori-pori tanah terisi air, sedang pada tanah- tanah lembab atau kering ditemukan air terutama pada pori mikro sedang udara mengisi pori-pori tanah yang tidak terisi air.
            Susunan di dalam tanah berbeda dengan susunan udara di atmosfir sebagai berikut:
1.    Kandungan uap air lebih tinggi, dimana tanah-tanah yang lembab mempunyai udara dengan kelembaban nisbi (relative humidity = RH) mendekati 100%
2.     Kandungan CO2 lebih besar daripada atmosfer (<0,03 %)
3.     Kandungan O2 lebih kecil daripada atmosfer (udara tanah 10-12%   O2 ; atmosfer 20 % O2
Hal tersebut mungkin disebabkan karena kegiatan dekomposisi bahan organik atau pernapasan organisme hidup dalam tanah dan akar-akar tanaman yang mengambil O2 dan melepaskan CO2.
2.5   Kesimpulan
            Tanah terbentuk dari hasil pelapukan batuan dimana tanah mengandung bahan mineral, bahan organik, air dan udara yang membantu tumbuh kembangnya tanaman.